saka wana bakti temanggung
Senin, 30 Juli 2012
Rabu, 20 Juni 2012
praktek pesutraan alam SAKA WANA BAKTI TEMANGGUNG
BELAJAR PEMBIBITAN ULAT SUTRA
di perum perhutani bkph candiroto
17 juni 2012
di perum perhutani bkph candiroto
17 juni 2012
Posted by
SAKA WANA BAKTI
TEMANGGUNG
Pemeliharaan Ulat Sutera Kecil
Sifat dari ulat sutera kecil berbeda dengan sifat ulat sutera besar. Ulat kecil mempunyai daya tahan yang lemah terhadap serangan hama dan penyakit, sehingga pada waktu pemeliharaan dapat menjaga kesehatan dan kebersihan tempat. Pertumbuhan ulat sutera kecil, terutama instar pertama sangat cepat, tetapi tidak tahan terhadap kekuranagan makanan. Kondisi lingkungan juga berbeda, untuk pertumbuhannya ulat sutera kecil membutuhkan temperatur 260 C– 280 C dengan kelembaban antara 80% – 90%.
Dalam pelaksanaannya ada langkah-langkah penting yang harus diperhatikan antara lain:
Sifat dari ulat sutera kecil berbeda dengan sifat ulat sutera besar. Ulat kecil mempunyai daya tahan yang lemah terhadap serangan hama dan penyakit, sehingga pada waktu pemeliharaan dapat menjaga kesehatan dan kebersihan tempat. Pertumbuhan ulat sutera kecil, terutama instar pertama sangat cepat, tetapi tidak tahan terhadap kekuranagan makanan. Kondisi lingkungan juga berbeda, untuk pertumbuhannya ulat sutera kecil membutuhkan temperatur 260 C– 280 C dengan kelembaban antara 80% – 90%.
Dalam pelaksanaannya ada langkah-langkah penting yang harus diperhatikan antara lain:
Sesuai dengan sifat ulat sutera
kecil yang rawan terhadap serangan hama dan penyakit, agar pemeliharaan dapat
berhasil maka pemeliharaan ulat sutera kecil hendaknya dilakukan di ruangan
khusus. Dimana tempertatur, kelembaban, cahaya dan aliran udara dapat
diatur.Karena pemeliharaan ulat sutera kecil tidak memerlukan ruangan yang
terlalu luas, maka sebaiknya pemeliharaan dilakukan secara bersama atau
kelompok agar pengelolaannya lebih efisien. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam persiapan bangunan pemeliharaan ulat sutera kecil antara
lain :
- Bangunan sedapat mungkin dekat dengan kebun murbei. Hal ini untuk memudahkan pengangkutan dan menghindari kelayuan daun akibat lamanya dipengangkutan.
- Lingkungan di sekitar bangunan bersih, supaya tidak mudah penularan hama dan penyakit pada ulat.
- Ruangan tempat pemeliharaan ulat bersih dan kering serta terdapat jendela untuk pentilasi udara.
- Sediakan tempat pembuangan kotoran ulat yang jauh dari bangunan.
- Jumlah bibit ulat sutera yang akan dipelihara juga harus disesuaikan dengan kapasitas ruangan dan peralatan yang ada. Jangan sampai ulat dipelihara terlalu padat, karena akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan akhirnya akan menurunkan produksi dan kualitas kokon. Demikian pula persiapan daun murbei untuk makan ulat kecil yang masih lemah, diperlukan daun yang lunak dan bergizi tinggi. Untuk keperluan itu, maka pohon murbei harus dipangkas 1 bulan sebelum pemeliharaan.
Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pemeliharaan ulat kecil adalah sebagai berikut:
Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pemeliharaan ulat kecil adalah sebagai berikut:
Tabel Alat dan bahan pemeliharaan
ulat sutera

Desinfeksi
Salah satu pekerjaan yang penting
sebelum pemeliharaan ulat sutera dilakukan adalah desinfeksi.
Pekerjaan ini bertujuan untuk mencegah timbulnya bibit-bibit penyakit yang
dapat menyerang ulat sutera. Pada lingkungan yang kotor ulat sutera mudah
terjangkit penyakit, karena bibit penyakit tersebar di luar dan di dalam ruang
pemeliharaan, baik pada peralatan, sisa makanan ulat, kotoran ulat dan pada
ulat yang mati.
![]() |
Sumber bibit penyakit
|
Tindakan pencegahan timbulnya
penyakit yang harus dilakukan adalah pembersihan dan desinfeksi lingkungan,
peralatan dan ruangan pemeliharaan. Desinfeksi dapat dilakukan dengan
penyemprotan atau mencelupkan peralatan dalam larutan 2% formalin atau kaporit.
Keperluan larutan formalin untuk desinfeksi adalah 1 liter per m2, sehingga
basahnya cukup merata dan mampu membasahi ruangan selama 6 jam. Semua pintu dan
jendela ditutup rapat sekurang-kurangnya selama 24 jam.
Desinfeksi peralatanUntuk desinfeksi
peralatan seperti sasag, keranjang, tempat daun dan lain sebagainya dapat
dilakukan dengan cara dicelupkan pada bak yang berisi larutan desinfeksi.
Peralatan tersebut dibiarkan terendam larutan formalin selama 30 menit, sesudah
itu alat-alat perlu dikeringkan dengan panas matahari.
![]() |
Inkubasi
|
Inkubasi telur adalah penyimpanan
telur untuk penetasan di dalam ruangan yang temperatur, kelembaban dan
cahayanya dapat diatur agar telur ulat sutera dapat menetas dengan baik dan
merata pada waktu yang direncanakan. Kebutuhan temperatur selama inkubasi
adalah 250 C dan kelembaban 75% – 80%, dengan pengaturan cahaya 18 jam terang
dan 6 jam gelap setiap harinya. Hal ini dilakukan sampai 2 hari menjelang waktu
menetas. Adapun cara melakukan inkubasi adalah sebagai berkut :
- Telur ulat disebar merata pada kotak penetasan dan ditutup dengan kertas parafin.
- Simpan di tempat yang sejuk yang terhindar dari sinar matahari langsung.
- Atur temperatur dan kelembaban sebagai berikut : temperatur 250 C dan kelembaban 75% – 80%, dengan pengaturan cahaya 18 jam terang dan 6 jam gelap setiap harinya sampai 2 – 3 hari menjelang waktu menetas.
- Kurang lebih 2 – 3 hari lagi sebelum telur menetas, dengan ditandai bintik-bintik biru pada 80% telur-telur tersebut, ruangan harus dibuat gelap total, dengan menutup tirai dan lampu ruangan dipadamkan dengan harapan telur dapat menetas secara serempak.
![]() |
ruang penetasan telur ulat sutera
|
- Periksa penetasan pada pukul 05.00 pagi pada hari perkiraan telur akan menetas. Apabila telur baru menetas sekitar 20% maka segera tutup kembali ruang penetasan dan biarkan sampai besok pagi lagi supaya telur menetas secara seragam. Kalau sudah banyak yang menetas maka tutup dibuka dan diberi penerangan yang cukup supaya telur yang belum menetas terangsang untuk cepat menetas
![]() |
Telur yang baru menetas
|
Penanganan ulat yang baru menetas
Langkah pertama dalam pemeliharaan
ulat yang baru menetas adalah persiapan peralatan dan bahan-bahan. Pemeliharaan
ulat kecil yang baru menetas meliputi pekerjaan sebagai berikut :
- Kotak penetasan yang berisi ulat yang baru menetas diletakkan di atas sasag yang telah diberi alas kertas parafin.
- Sebelum ulat kecil diberi makan, dilakukan terlebih dahulu desinfeksi dengan cara menaburkan campuran kapur dengan kaporit 5% ke tubuh ulat sutera.
![]() |
- Langkah berikutnya pemberian makan dengan daun murbei muda yang dirajang halus dan diberikan secara merata.
- Selanjutnya kotak penetasan ditutup kertas parafin atau kertas minyak dan letakkan pada rak pemeliharaan dengan teratur.
4 jam kemudian tutup dibuka, ulat
yang menempel pada daun murbei di dalam kotak penetasan dipindahkan ke sasag.
![]() |
Ulat diberi makan dengan rajangan
daun murbei dan ditutup kembali dengan kertas parafin.
|
Pengambilan dan Penyimpanan daun
murbei
Daun untuk ulat kecil adalah daun
yang diambil dari kebun murbei yang telah dipangkas 1 bulan sebelumnya.
Pengambilan daun sebaiknya dilakukan pagi hari atau sore hari untuk menghindari
kelayuan dan diambil sesuai dengan kebutuhan saja. Untuk masing-masing instar
diperlukan daun yang berbeda-beda. Untuk instar I diperlukan daun ke 4 – 5
dihitung dari pucuk terpanjang, instar II daun ke 5 – 6 sedangkan untuk instar
III diambil dari daun ke 7 – 8. pengambilan daun dari kebun dilakukan dengan
cara memetik atau mewiwil sesuai dengan instar ulat kecil.
![]() |
Pengambilan daun untuk ulat kecil
|
Daun murbei yang diambil dari kebun,
sebelum diberikan pada ulat kecil harus disimpan di tempat yang bersih dan
terlindung. Penyimpanan dapat menggunakan keranjang atau di lantai. Susun daun
pada posisi tegak dan tidak terlalu rapat kemudian tutup dengan kain supaya
daun tidak cepat layu. Untuk menjaga supaya daun tetap segar, maka jaga
kelembaban tetap tinggi dengan menciprati lantai dengan air dan jangan
membasahi daun dengan menyiram.
Pemberian makan
Daun murbei , sebelum diberikan sebagai pakan terlebih dahulu harus dirajang untuk memudahkan ulat makan. Ukuran rajangan berbeda untuk maing-masing instar. Ukuran rajangan untuk instar I adalah 0,5 cm – 1 cm, instar II berukuran 1 – 2 cm, sedangkan untuk instar III ukuran rajangan 2 – 3 cm.
Daun murbei , sebelum diberikan sebagai pakan terlebih dahulu harus dirajang untuk memudahkan ulat makan. Ukuran rajangan berbeda untuk maing-masing instar. Ukuran rajangan untuk instar I adalah 0,5 cm – 1 cm, instar II berukuran 1 – 2 cm, sedangkan untuk instar III ukuran rajangan 2 – 3 cm.
![]() |
Ukuran rajangan daun murbei
|
Berikan rajangan daun murbei secara
merata dalam jumlah yang cukup. Untuk menghindari daun murbei cepat kering,
maka sasag tepat ulat ditutup kertas setelah pemberian makan. Berikan pakan 3 –
4 kali sehari yaitu pagi, siang, sore dan malam hari.
Petunjuk pemeliharaan 1 box ulat
sutera kecil (25000 ekor)


Pemberian makan terakhir pada tiap
instar harus dilakukan setelah 90% dari ulat itu istirahat.
Desinfeksi tubuh ulat sutera
Pada waktu ulat tidur dan ganti
kulit, ditaburkan di atasnya campuran kapur dan formalin 0,5%, dan biarkan
tidak ditutup agar kondisi sekitar ulat kering. Hindari dari goncangan, tiupan
angin dan suara yang keras. Selesai ganti kulit pada instar berikutnya lakukan
desinfeksi seperti pada waktu ulat tidur.
![]() |
Desinfeksi tubuh ulat
|
Pembersihan dan perluasan tempat
Daun-daun yang tidak dimakan ulat
kalau dibiarkan akan terus menumpuk, akibatnya akan mengganggu pada pertumbuhan
ulat sutera. Agar kotoran ulat dan sisa daun tidak menjadi sumber penyakit maka
perlu dibersihkan. Pada instar I, tempat ulat dibersihkan satu kali pada saat
ulat bangun tidur, sedangkan instar II dan instar III dibersihkan sebelum ulat
tidur.
![]() |
Memasang jaring
|
Pembersihan dilakukan dengan cara
memasang jaring pada sasag tempat pemeliharaan ulat. Selanjutnya di atas jaring
diberi daun murbei yang baru. Setelah semua ulat naik ke atas jaraing untuk
makan, jaring diangkat dan dipindahkan ke tempat lain. Kotoran ulat dan sisa
daun yang tertinggal dibersihkan lalu dibuang ke tempat yang jauh.
![]() |
Perluasan tempat ulat
|
Sesuai dengan perkembangan ulat,
tempat ulatpun harus selalu diperluas. Perluasan harus dilakukan dengan
hati-hati dan pada waktu yang tepat. Perluasan ulat jangan dilakukan sekaligus
untuk menghindari banyaknya ulat yang hilang. Apabila ulat tidak dapat
diperluas pada satu tempat, maka pindahkan ulat pada tempat yang lain.
Pemeliharaan Ulat Besar
Pemeliharaan ulat besar dilaksanakan pada instar IV dan instar V. Kedua instar ini secara fisiologi sangat berbeda satu sama lainnya. Instar IV lebih dekat pada ulat sutera kecil, maka pemeliharaan dititik beratkan pada menjaga lingkungan yang bebas penyakit, suhu dan kelembaban yang sesuai, pemberian pakan yang cukup dan bergizi.
Pada instar V merupakan fase terpenting pemeliharaan ulat sutera, karena pada fase ini pertumbuhan kelenjar sutera berjalan cepat. Keperluan daun murbei untuk pakan hampir 90% dihabiskan pada instar V, sehingga daun murbei harus dimanfaatkan seefisien mungkin.
Pemeliharaan ulat besar dilaksanakan pada instar IV dan instar V. Kedua instar ini secara fisiologi sangat berbeda satu sama lainnya. Instar IV lebih dekat pada ulat sutera kecil, maka pemeliharaan dititik beratkan pada menjaga lingkungan yang bebas penyakit, suhu dan kelembaban yang sesuai, pemberian pakan yang cukup dan bergizi.
Pada instar V merupakan fase terpenting pemeliharaan ulat sutera, karena pada fase ini pertumbuhan kelenjar sutera berjalan cepat. Keperluan daun murbei untuk pakan hampir 90% dihabiskan pada instar V, sehingga daun murbei harus dimanfaatkan seefisien mungkin.
Ruang pemeliharaan ulat sutera
Pemeliharaan ulat sutera besar dapat dilakukan di bangunan khusus, yang tata letak ruangannya diatur sedemikian rupa. Bangunan pemeliharaan pada dasarnya harus mempunyai 3 ruangan yang masing-masing berbeda kegunaannya. Ruang tersebut adalah ruang pemeliharaan, ruang penyimpanan daun murbei, dan ruang penyimpanan peralatan pengokonan. Dimana ruang penyimpanan daun harus terlindung dari angin dan panas matahari serta terpisah dari ruang penyimpanan peralatan pengokonan.
Pemeliharaan ulat sutera besar dapat dilakukan di bangunan khusus, yang tata letak ruangannya diatur sedemikian rupa. Bangunan pemeliharaan pada dasarnya harus mempunyai 3 ruangan yang masing-masing berbeda kegunaannya. Ruang tersebut adalah ruang pemeliharaan, ruang penyimpanan daun murbei, dan ruang penyimpanan peralatan pengokonan. Dimana ruang penyimpanan daun harus terlindung dari angin dan panas matahari serta terpisah dari ruang penyimpanan peralatan pengokonan.
![]() |
Skema bangunan pemeliharaan ulat
besar
|
Sifat ulat sutera besar berbeda
dengan ulat kecil, ulat besar menghendaki suhu dan kelembaban yang lebih
rendah. Sehingga suhu perlu diatur pada 230 C – 240 C dan kelembaban 75%.
Pembersihan dan desinfeksi ruang dan
peralatan
Sebelum pemeliharaan ulat besar, seperti halnya pada pemeliharaan ulat kecil perlu dilakukan pembersihan dan desinfeksi ruang dan peralatan yang akan dipakai. Cara pelaksanaan pembersihan dan desinfeksi sama seperti pada pemeliharaan ulat kecil. Desinfeksi dilakukan paling lambat 2 hari sebelum pemeliharaan ulat besar dimulai. Di samping itu juga harus selalu tersedia larutan desinfeksi untuk kaki dan tangan. Cara disinfeksi sama seperti pada desinfeksi ulat kecil.Peralatan dan bahan
Peralatan dan bahan-bahan yang penting dalam pemeliharaan ulat besar adalah rak pemeliharaan, gunting stek, golok, sasag, lembaran plastik, ember, jolang, kain blacu, jaring, alat pengokonan, kapur, kaporit dan formalin.
Sebelum pemeliharaan ulat besar, seperti halnya pada pemeliharaan ulat kecil perlu dilakukan pembersihan dan desinfeksi ruang dan peralatan yang akan dipakai. Cara pelaksanaan pembersihan dan desinfeksi sama seperti pada pemeliharaan ulat kecil. Desinfeksi dilakukan paling lambat 2 hari sebelum pemeliharaan ulat besar dimulai. Di samping itu juga harus selalu tersedia larutan desinfeksi untuk kaki dan tangan. Cara disinfeksi sama seperti pada desinfeksi ulat kecil.Peralatan dan bahan
Peralatan dan bahan-bahan yang penting dalam pemeliharaan ulat besar adalah rak pemeliharaan, gunting stek, golok, sasag, lembaran plastik, ember, jolang, kain blacu, jaring, alat pengokonan, kapur, kaporit dan formalin.
Tanaman murbei untuk ulat besar
Daun murbei untuk pakan ulat besar dibutuhkan yang kandungan airnya rendah dan gizinya tinggi. Untuk mendapatkan daun tersebut tanaman murbei harus dipangkas 3 – 4 bulan sebelum pemeliharaan ulat dan melakukan pemupukan yang cukup. Di samping itu juga harus dilakukan pengendalian hama dan penyakit, cara panen yang benar dan penyimpanan daun murbei yang telah dipanen dengan baik. Kegiatan tersebut dilakukan, selain untuk meningkatkan produksi daun murbei juga untuk mempertahankan supaya daun tetap bergizi tinggi.
Daun murbei untuk pakan ulat besar dibutuhkan yang kandungan airnya rendah dan gizinya tinggi. Untuk mendapatkan daun tersebut tanaman murbei harus dipangkas 3 – 4 bulan sebelum pemeliharaan ulat dan melakukan pemupukan yang cukup. Di samping itu juga harus dilakukan pengendalian hama dan penyakit, cara panen yang benar dan penyimpanan daun murbei yang telah dipanen dengan baik. Kegiatan tersebut dilakukan, selain untuk meningkatkan produksi daun murbei juga untuk mempertahankan supaya daun tetap bergizi tinggi.
![]() |
Selasa, 27 Maret 2012
we are the scout saka wana bakti temanggung
SAKA WANA BAKTI TEMANGGUNG
We are Scout,
Scout of Saka wana bakti
We are the
National generation…..
We are the
Indonesian Pioneer…
We have the high
want, like a star in the sky
We also want to
pride our National and Archipelago…
Help us….. Bless
us….. Apreciate us….
Teach us for be an
our generation’s teacher
Every day, we
serve, do this knowledge….
Knowledge of
Trisatya and Dasa Dharma..
We will to hail of
honour hail !!
One day when we
was running in the uncharted jungle
To found a lost
boy who bring the peace
Our Senior said,
this lost boy is more important than us
So, we seeked a
small cottage
A noise cottage,
it is full of a family’s laughing
Then, the night
became, the cold fighted, and the dark shaded
We hadn’t the
choice another stayed in their small cottage
They said, they
was the lost Scout in the past time
They said, they
losted to found a lost boy
The lost boy who
bring the peace like our found lost boy
So, they said,
obviously the lost boy is never live
They said, if the
lost boy didn’t seeked, so the peace too
They said again,
but finally they knew a thing
The peace didn’t
come at a lost boy, but it come from our self
So, we thinked..
What the Senior commanded us is for?
“The Scout Togetherness that
can come the peace, not a lost boy”
PRAMUKA
MACAM-MACAM
SAKA

Wana bhakti-wana
bhakti raja rimba
Bahari-bahari raja laut
Dirgantara jaya di udara
Bhayangkara di jalan raya
Mati
dalam perang
Tak pernah masuk
koran
Sakit
dalam tenda
Pacar diembat orang
Susu nona manis
Manis kayak gula
Mirip
mirip mirip
Tahu tempe sama
saja
Biar
kami begini
Biar
kami begitu
Senin, 26 Maret 2012
PENGHIJAUAN DI WANA WISATA POSONG KLEDUNG TEMANGGUNG
Kegiatan penanaman 1000 pohon di wana wisata POSONG oleh FOSPLAT (forum siswa siswi peduli lingkungan alam temanggung) yang dilaksanakan pada Hari Minggu tanggal 25 maret 2012 sukses di laksanakan.Kegiatan penanaman tersebut di awali,penyerahan bibit tanaman oleh Asisten Administrasi Setda Kab Temanggung, Drs. Gunarso, MM kepada perwakilan pelajar dalam upacara pemberangkatan di halaman Pendopo pengayomandi Halaman pendopo pengayoman Kab.temanggung dalam upacara pembukaan kegiatan penanaman.Turut hadir Bp.Juni Junaidi Amd (ASPER Perum Perhutani BKPH Temanggung),Ketua IPKINDO DPD Temanggung,.Ir.Y.Susilo Sj,Badan penyuluh Kehutanan Kab. Temanggung Wahyu Hidayat S.Hut,Agus Ramadhan Amd,Nur Sulistyo (pamong Saka Wana Bakti)Supriyadi S.TP,(pembina Pumapala),Bripka,Suryadi(pamong saka Bhayangkara),pembina fosplat Himawan,pengarah Fosplat Khotibul Umam,Heri kuswanto,team peliput dari Pemda Temanggung.
Kegiatan
Yang bertema yang bertema “PENGHIJAUAN BERBASIC
EDUKASI “ini cukup Menggenggembirakan Hasilya,Karena mendapat Sambutan
Yang Cukup Apresiatif Dari Kalangan Pelajar Sendiri.Terbukti Dari Jumlah
peserta Melebihi Kuota yang Telah di sediakan.Lebih dari 350 Pelajar Yang Berasal Dari SMA/SMK/MA se- kabupaten temanggung
terlibat Dalam Kegiatan ,kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Dari Gerakan Pramuka
Saka Wana bakti Temanggung,Saka Bhayangkara,Pecinta Alam
Pumapala(smkn 1 tmg),Perhutani, Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan
Kab.Temanggung,Pemda Temanggung,IPKINDO (ikatan penyuluh kehutanan
indonesia),Dinas Pendidikan,Dinas Pariwisata,POLRES Temanggung,Kodim 0706,SAR BPBD KAB.TMG,PA JOGO REKSO COMMUNITY,
Untuk
teknis pelaksanaan Kegiatan ini Start Dari pendopo pengayoman di Lepas Oleh
Staf Pemda (perwakilan bupati),Penyematan Tanda Peserta Oleh Asper Perum
Perhutani Dan Penyerahan Bibit pohon secara simbolis Oleh Ketua IPKINDO ,kemudian
Di Lanjutkan pemberangkatan ke posong dengan Transportasi kendaraan Truck dari
kodim 0706,Polres,Perhutani,Satpol PP,Pic Up dan dua Truck muatan.sampai di
posong peserta menanam sejumlah 1.000
bibit Pohon Suren,Di Lanjut Acara outbound,Makan Siang Materi
Edukasi,Sambutan-sambutan,dan DoorPrize.Pelepasan Tanda Peserta Oleh Bp.Asper
Perhutani Menandai Penutupan Kegiatan Penanaman ini.Hingga ahir acara
berlangsung tanpa kendala yang Berarti.
Terimakasih atas
dukungan dari semua pihak yang telah terlibat dalam kegiatan ini. Dengan
Menanam pohon kita berinvestasi untuk anak cucu kita, SAVE TEMANGGUNG,SAVE THE WORLD!!!!
Salam
Lestari...............
TERIMAKASIH..... partisipasi dari:
SMA N 1 TEMANGGUNG
SMA N 2 TEMANGGUNG
SMA N 3 TEMANGGUNG
SMA N 1 PARAKAN
SMA PGRI 1 TEMANGGUNG
SMA BHAKTI KARYA KALORAN
SMA ISLAM SUDRMAN
SMKN 1 TEMANGGUNG
SMKN 2 TEMANGGUNG
SMKN 1 TEMBARAK
SMK SWADAYA
SMK17 PARAKAN
PA PUMAPALA(STEMBA)
PA PUTUPALA(YP PARAKAN)
SAKA WANA BAKTI TEMANGGUNG
SAKA BHAYANGKARA TEMANGGUNG
UBALOKA TEMANGGUNG
MA AL HUDA
Created
by: Khotibul Umam (HUMAS SAKA WANA BAKTI TEMANGGUNG)
Senin, 19 Maret 2012
penyebab kerusakan alam temanggung
·
RUSAKNYA ALAM TEMANGGUNG
Berbicara mengenai kerusakan alam temanggung memang
sangat disayangkan terutama akibat ulah manusia yang belum sadar akan kemurkaan
alam yang dahsyat. Sebenarnya kemurkaan alam sudah timbul dimana secara
sepihak-sepihak atau pada tempat tertentu seperti di Aceh terjadi Tsunami dan
di Sidoarjo keluarnya lumpur Lapindo tiada henti. Inilah beberapa kemurkaan
alam. Mengapa kita tidak sadar akan kemurkaan alam? Padahal kita mengaku melek
terhadap pengetahuan , mengaku pintar dan mengapa kita tidak mau mengubah sikap
kita.Seperti negara As sudah timbul panas yang menjadi -jadi sehingga sudah
beberapa orang tewas.
Dari sekian kerusakkan alam yang terjadi mari kita mencari faktor penyebab kerusakkan alam secara alami.Faktor alami ini adalah bencana alam. Faktor alami juga dapat menyebabkan kepunahan hewan dan tumbuhan sulit dicegah.Musim kemarau yang panjang,banjir ,tanah longsor, angin topan,dan letusan gunung berapi yang memiliki efek yang merusak.
Dari sekian kerusakkan alam yang terjadi mari kita mencari faktor penyebab kerusakkan alam secara alami.Faktor alami ini adalah bencana alam. Faktor alami juga dapat menyebabkan kepunahan hewan dan tumbuhan sulit dicegah.Musim kemarau yang panjang,banjir ,tanah longsor, angin topan,dan letusan gunung berapi yang memiliki efek yang merusak.
A. Faktor Alami
- Banjir Bandang adalah banjir pada daerah di permukaan rendah yang terjadi akibat hujan yang turun terus -menerus dan muncul tiba-tiba. Banjir bandang terjadi akibat penjenuhan air terhadap tanah atau wilayah tersebut berlangsung dengan cepat hingga tidak dapat diserap lagi.Air yang tergenang lalu terkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah
- Tanah longsor terjadi pada lahan dengan tingkat kemiringan lereng yang curam. kondisi tanah yang labil dengan vegetasi yang sedikit menyebabakan tanah menjadi mudah longsor.Curah hujan yang tinggi memicu terjadinnya tanah longsor.
- Gunung meletus adalah gunung yang mengeluarkan letusan lahar panas ,awan panas,debu panas dan material panas lainnya di sekitar wilayah itu.
B.Faktor Manusia
Faktor bertambahnya populasi penduduk memicu juga kerusakkan alam yang dahsyat. Dimana semua kebutuhan penduduk tergantung pada hasil kekayaan alam. Faktor manusia ini antara lain :
Faktor bertambahnya populasi penduduk memicu juga kerusakkan alam yang dahsyat. Dimana semua kebutuhan penduduk tergantung pada hasil kekayaan alam. Faktor manusia ini antara lain :
- Perburuan hewan yang membabi-buta sehingga terputusnya rantai makanan yang menyebabkan keseimbangan alam menjadi kacau tidak ada ujung pangkalnya.
- Kebakaran hutan diakibat dua faktor selain alam dikareanakan oleh kemarau panjang yang memicu kebakaran alam. Kebakaran hutan juga disebabkan ulah manusia yang melakukan aktivitas seperti pembukaan lahan dengan membakar hutan pada akhirnya terjadi polusi udara akibat kabut asap yang ditimbulkan sehingga banyak spesies binatang dan tumbuhan musnah.
- Penggundulan hutan ini adalah akibat manusia yang melakukan aktivitas penebangan hutan secara liar tanpa izin atau illegal dengan tanpa melakukan reboisasi kembali pada hutan tersebut.
- Penambangan adalah aktivitas manusia dalam menggali material alam yang berharga seperti bahan tambang besi,timah,emas dll. Penambangan secara liar tanpa perlakuan bijak akan memicu kerusakan alam juga.
- Limbah industri adalah hasil pengolahan pabrik yang tidak berguna. Limbah ini merupakan pemicu juga dalam kerusakan alam karena limbah itu berupa racun yang akan memusnahkan hewan,tumbuhan dan manusia juga. Dan dipastikan keseimbangan alam juga terganggu.
- Radiasi Nuklir adalah peristiwa pencemaran alam akibat meledak dan pecahnya partikel-partikel dari nuklir dari penyimpannya.
Senin, 12 Maret 2012
Langganan:
Postingan (Atom)