SAKA WANABAKTI TEMANGGUNG

KEBERSAMAAN

Rabu, 20 Juni 2012

praktek pesutraan alam SAKA WANA BAKTI TEMANGGUNG

BELAJAR PEMBIBITAN ULAT SUTRA
di perum perhutani bkph candiroto
17 juni 2012



Posted by
SAKA WANA BAKTI TEMANGGUNG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjse6ardHb3gsfPW91UK2eOdcX2XME4XasVqftjKsYcn6mahq1kAWoDox6uba2anoICeg5Arl66zQterRuBuefwcJ27p0bwKyGexNikt0s1mzU7cfTC5528W3t-PYCO1gkKfLXrOjRZKLCO/s320/ulat-sutra.jpg
Pemeliharaan Ulat Sutera Kecil
Sifat dari ulat sutera kecil berbeda dengan sifat ulat sutera besar. Ulat kecil mempunyai daya tahan yang lemah terhadap serangan hama dan penyakit, sehingga pada waktu pemeliharaan dapat menjaga kesehatan dan kebersihan tempat. Pertumbuhan ulat sutera kecil, terutama instar pertama sangat cepat, tetapi tidak tahan terhadap kekuranagan makanan. Kondisi lingkungan juga berbeda, untuk pertumbuhannya ulat sutera kecil membutuhkan temperatur 260 C– 280 C dengan kelembaban antara 80% – 90%.
Dalam pelaksanaannya ada langkah-langkah penting yang harus diperhatikan antara lain:
Persiapan Pemeliharaan
Sesuai dengan sifat ulat sutera kecil yang rawan terhadap serangan hama dan penyakit, agar pemeliharaan dapat berhasil maka pemeliharaan ulat sutera kecil hendaknya dilakukan di ruangan khusus. Dimana tempertatur, kelembaban, cahaya dan aliran udara dapat diatur.Karena pemeliharaan ulat sutera kecil tidak memerlukan ruangan yang terlalu luas, maka sebaiknya pemeliharaan dilakukan secara bersama atau kelompok agar pengelolaannya lebih efisien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan bangunan pemeliharaan ulat sutera kecil antara lain :
  • Bangunan sedapat mungkin dekat dengan kebun murbei. Hal ini untuk memudahkan pengangkutan dan menghindari kelayuan daun akibat lamanya dipengangkutan.
  • Lingkungan di sekitar bangunan bersih, supaya tidak mudah penularan hama dan penyakit pada ulat.
  • Ruangan tempat pemeliharaan ulat bersih dan kering serta terdapat jendela untuk pentilasi udara.
  • Sediakan tempat pembuangan kotoran ulat yang jauh dari bangunan.
  • Jumlah bibit ulat sutera yang akan dipelihara juga harus disesuaikan dengan kapasitas ruangan dan peralatan yang ada. Jangan sampai ulat dipelihara terlalu padat, karena akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan akhirnya akan menurunkan produksi dan kualitas kokon. Demikian pula persiapan daun murbei untuk makan ulat kecil yang masih lemah, diperlukan daun yang lunak dan bergizi tinggi. Untuk keperluan itu, maka pohon murbei harus dipangkas 1 bulan sebelum pemeliharaan.
Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pemeliharaan ulat kecil adalah sebagai berikut:
Tabel Alat dan bahan pemeliharaan ulat sutera
Tabel alat dan bahan pemeliharaan ulat sutera
Desinfeksi
Salah satu pekerjaan yang penting sebelum pemeliharaan ulat sutera dilakukan adalah desinfeksi. Pekerjaan ini bertujuan untuk mencegah timbulnya bibit-bibit penyakit yang dapat menyerang ulat sutera. Pada lingkungan yang kotor ulat sutera mudah terjangkit penyakit, karena bibit penyakit tersebar di luar dan di dalam ruang pemeliharaan, baik pada peralatan, sisa makanan ulat, kotoran ulat dan pada ulat yang mati.
sumber bibit penyakit ulat sutera
Sumber bibit penyakit
Tindakan pencegahan timbulnya penyakit yang harus dilakukan adalah pembersihan dan desinfeksi lingkungan, peralatan dan ruangan pemeliharaan. Desinfeksi dapat dilakukan dengan penyemprotan atau mencelupkan peralatan dalam larutan 2% formalin atau kaporit. Keperluan larutan formalin untuk desinfeksi adalah 1 liter per m2, sehingga basahnya cukup merata dan mampu membasahi ruangan selama 6 jam. Semua pintu dan jendela ditutup rapat sekurang-kurangnya selama 24 jam.
Desinfeksi peralatanUntuk desinfeksi peralatan seperti sasag, keranjang, tempat daun dan lain sebagainya dapat dilakukan dengan cara dicelupkan pada bak yang berisi larutan desinfeksi. Peralatan tersebut dibiarkan terendam larutan formalin selama 30 menit, sesudah itu alat-alat perlu dikeringkan dengan panas matahari.
desinfeksi peralatan
Inkubasi
Inkubasi telur adalah penyimpanan telur untuk penetasan di dalam ruangan yang temperatur, kelembaban dan cahayanya dapat diatur agar telur ulat sutera dapat menetas dengan baik dan merata pada waktu yang direncanakan. Kebutuhan temperatur selama inkubasi adalah 250 C dan kelembaban 75% – 80%, dengan pengaturan cahaya 18 jam terang dan 6 jam gelap setiap harinya. Hal ini dilakukan sampai 2 hari menjelang waktu menetas. Adapun cara melakukan inkubasi adalah sebagai berkut :
  • Telur ulat disebar merata pada kotak penetasan dan ditutup dengan kertas parafin.
  • Simpan di tempat yang sejuk yang terhindar dari sinar matahari langsung.
  • Atur temperatur dan kelembaban sebagai berikut : temperatur 250 C dan kelembaban 75% – 80%, dengan pengaturan cahaya 18 jam terang dan 6 jam gelap setiap harinya sampai 2 – 3 hari menjelang waktu menetas.
  • Kurang lebih 2 – 3 hari lagi sebelum telur menetas, dengan ditandai bintik-bintik biru pada 80% telur-telur tersebut, ruangan harus dibuat gelap total, dengan menutup tirai dan lampu ruangan dipadamkan dengan harapan telur dapat menetas secara serempak.
Ruang penetasan telur ulat sutera
ruang penetasan telur ulat sutera
  • Periksa penetasan pada pukul 05.00 pagi pada hari perkiraan telur akan menetas. Apabila telur baru menetas sekitar 20% maka segera tutup kembali ruang penetasan dan biarkan sampai besok pagi lagi supaya telur menetas secara seragam. Kalau sudah banyak yang menetas maka tutup dibuka dan diberi penerangan yang cukup supaya telur yang belum menetas terangsang untuk cepat menetas
Telur ulat sutera yang baru menetas
Telur yang baru menetas
Penanganan ulat yang baru menetas
Langkah pertama dalam pemeliharaan ulat yang baru menetas adalah persiapan peralatan dan bahan-bahan. Pemeliharaan ulat kecil yang baru menetas meliputi pekerjaan sebagai berikut :
  • Kotak penetasan yang berisi ulat yang baru menetas diletakkan di atas sasag yang telah diberi alas kertas parafin.
  • Sebelum ulat kecil diberi makan, dilakukan terlebih dahulu desinfeksi dengan cara menaburkan campuran kapur dengan kaporit 5% ke tubuh ulat sutera.
desinfeksi ulat sutera yang baru menetas

  • Langkah berikutnya pemberian makan dengan daun murbei muda yang dirajang halus dan diberikan secara merata.
  • Selanjutnya kotak penetasan ditutup kertas parafin atau kertas minyak dan letakkan pada rak pemeliharaan dengan teratur.
4 jam kemudian tutup dibuka, ulat yang menempel pada daun murbei di dalam kotak penetasan dipindahkan ke sasag.
ulat sutera ditutup daun murbei
Ulat diberi makan dengan rajangan daun murbei dan ditutup kembali dengan kertas parafin.
Pengambilan dan Penyimpanan daun murbei
Daun untuk ulat kecil adalah daun yang diambil dari kebun murbei yang telah dipangkas 1 bulan sebelumnya. Pengambilan daun sebaiknya dilakukan pagi hari atau sore hari untuk menghindari kelayuan dan diambil sesuai dengan kebutuhan saja. Untuk masing-masing instar diperlukan daun yang berbeda-beda. Untuk instar I diperlukan daun ke 4 – 5 dihitung dari pucuk terpanjang, instar II daun ke 5 – 6 sedangkan untuk instar III diambil dari daun ke 7 – 8. pengambilan daun dari kebun dilakukan dengan cara memetik atau mewiwil sesuai dengan instar ulat kecil.
Pengambilan daun untuk ulat kecil
Pengambilan daun untuk ulat kecil
Daun murbei yang diambil dari kebun, sebelum diberikan pada ulat kecil harus disimpan di tempat yang bersih dan terlindung. Penyimpanan dapat menggunakan keranjang atau di lantai. Susun daun pada posisi tegak dan tidak terlalu rapat kemudian tutup dengan kain supaya daun tidak cepat layu. Untuk menjaga supaya daun tetap segar, maka jaga kelembaban tetap tinggi dengan menciprati lantai dengan air dan jangan membasahi daun dengan menyiram.
Pemberian makan
Daun murbei , sebelum diberikan sebagai pakan terlebih dahulu harus dirajang untuk memudahkan ulat makan. Ukuran rajangan berbeda untuk maing-masing instar. Ukuran rajangan untuk instar I adalah 0,5 cm – 1 cm, instar II berukuran 1 – 2 cm, sedangkan untuk instar III ukuran rajangan 2 – 3 cm.
ukuran rajangan daun murbei
Ukuran rajangan daun murbei
Berikan rajangan daun murbei secara merata dalam jumlah yang cukup. Untuk menghindari daun murbei cepat kering, maka sasag tepat ulat ditutup kertas setelah pemberian makan. Berikan pakan 3 – 4 kali sehari yaitu pagi, siang, sore dan malam hari.
Petunjuk pemeliharaan 1 box ulat sutera kecil (25000 ekor)
Petunjuk pemeliharaan 1 box ulat sutera kecil
Pemberian makan terakhir pada tiap instar harus dilakukan setelah 90% dari ulat itu istirahat.
Desinfeksi tubuh ulat sutera
Pada waktu ulat tidur dan ganti kulit, ditaburkan di atasnya campuran kapur dan formalin 0,5%, dan biarkan tidak ditutup agar kondisi sekitar ulat kering. Hindari dari goncangan, tiupan angin dan suara yang keras. Selesai ganti kulit pada instar berikutnya lakukan desinfeksi seperti pada waktu ulat tidur.
Desinfeksi tubuh ulat sutera
Desinfeksi tubuh ulat
Pembersihan dan perluasan tempat
Daun-daun yang tidak dimakan ulat kalau dibiarkan akan terus menumpuk, akibatnya akan mengganggu pada pertumbuhan ulat sutera. Agar kotoran ulat dan sisa daun tidak menjadi sumber penyakit maka perlu dibersihkan. Pada instar I, tempat ulat dibersihkan satu kali pada saat ulat bangun tidur, sedangkan instar II dan instar III dibersihkan sebelum ulat tidur.
memasang jaring
Memasang jaring
Pembersihan dilakukan dengan cara memasang jaring pada sasag tempat pemeliharaan ulat. Selanjutnya di atas jaring diberi daun murbei yang baru. Setelah semua ulat naik ke atas jaraing untuk makan, jaring diangkat dan dipindahkan ke tempat lain. Kotoran ulat dan sisa daun yang tertinggal dibersihkan lalu dibuang ke tempat yang jauh.
Perluasan tempat ulat sutera
Perluasan tempat ulat
Sesuai dengan perkembangan ulat, tempat ulatpun harus selalu diperluas. Perluasan harus dilakukan dengan hati-hati dan pada waktu yang tepat. Perluasan ulat jangan dilakukan sekaligus untuk menghindari banyaknya ulat yang hilang. Apabila ulat tidak dapat diperluas pada satu tempat, maka pindahkan ulat pada tempat yang lain.
Pemeliharaan Ulat Besar
Pemeliharaan ulat besar dilaksanakan pada instar IV dan instar V. Kedua instar ini secara fisiologi sangat berbeda satu sama lainnya. Instar IV lebih dekat pada ulat sutera kecil, maka pemeliharaan dititik beratkan pada menjaga lingkungan yang bebas penyakit, suhu dan kelembaban yang sesuai, pemberian pakan yang cukup dan bergizi.
Pada instar V merupakan fase terpenting pemeliharaan ulat sutera, karena pada fase ini pertumbuhan kelenjar sutera berjalan cepat. Keperluan daun murbei untuk pakan hampir 90% dihabiskan pada instar V, sehingga daun murbei harus dimanfaatkan seefisien mungkin.
Ruang pemeliharaan ulat sutera
Pemeliharaan ulat sutera besar dapat dilakukan di bangunan khusus, yang tata letak ruangannya diatur sedemikian rupa. Bangunan pemeliharaan pada dasarnya harus mempunyai 3 ruangan yang masing-masing berbeda kegunaannya. Ruang tersebut adalah ruang pemeliharaan, ruang penyimpanan daun murbei, dan ruang penyimpanan peralatan pengokonan. Dimana ruang penyimpanan daun harus terlindung dari angin dan panas matahari serta terpisah dari ruang penyimpanan peralatan pengokonan.
skema bangunan pemeliharaan ulat sutera besar
Skema bangunan pemeliharaan ulat besar
Sifat ulat sutera besar berbeda dengan ulat kecil, ulat besar menghendaki suhu dan kelembaban yang lebih rendah. Sehingga suhu perlu diatur pada 230 C – 240 C dan kelembaban 75%.
Pembersihan dan desinfeksi ruang dan peralatan
Sebelum pemeliharaan ulat besar, seperti halnya pada pemeliharaan ulat kecil perlu dilakukan pembersihan dan desinfeksi ruang dan peralatan yang akan dipakai. Cara pelaksanaan pembersihan dan desinfeksi sama seperti pada pemeliharaan ulat kecil. Desinfeksi dilakukan paling lambat 2 hari sebelum pemeliharaan ulat besar dimulai. Di samping itu juga harus selalu tersedia larutan desinfeksi untuk kaki dan tangan. Cara disinfeksi sama seperti pada desinfeksi ulat kecil.Peralatan dan bahan
Peralatan dan bahan-bahan yang penting dalam pemeliharaan ulat besar adalah rak pemeliharaan, gunting stek, golok, sasag, lembaran plastik, ember, jolang, kain blacu, jaring, alat pengokonan, kapur, kaporit dan formalin.
Tanaman murbei untuk ulat besar
Daun murbei untuk pakan ulat besar dibutuhkan yang kandungan airnya rendah dan gizinya tinggi. Untuk mendapatkan daun tersebut tanaman murbei harus dipangkas 3 – 4 bulan sebelum pemeliharaan ulat dan melakukan pemupukan yang cukup. Di samping itu juga harus dilakukan pengendalian hama dan penyakit, cara panen yang benar dan penyimpanan daun murbei yang telah dipanen dengan baik. Kegiatan tersebut dilakukan, selain untuk meningkatkan produksi daun murbei juga untuk mempertahankan supaya daun tetap bergizi tinggi.
Tanaman murbei siap panen


Selasa, 27 Maret 2012

we are the scout saka wana bakti temanggung


SAKA WANA BAKTI TEMANGGUNG

We are Scout, Scout of Saka wana bakti
We are the National generation…..
We are the Indonesian Pioneer…
We have the high want, like a star in the sky
We also want to pride our National and Archipelago…
Help us….. Bless us….. Apreciate us….
Teach us for be an our generation’s teacher
Every day, we serve, do this knowledge….
Knowledge of Trisatya and Dasa Dharma..
We will to hail of honour hail !!

One day when we was running in the uncharted jungle
To found a lost boy who bring the peace
Our Senior said, this lost boy is more important than us
So, we seeked a small cottage
A noise cottage, it is full of a family’s laughing
Then, the night became, the cold fighted, and the dark shaded
We hadn’t the choice another stayed in their small cottage
They said, they was the  lost Scout in the past time
They said, they losted to found a lost boy
The lost boy who bring the peace like our found lost boy
So, they said, obviously the lost boy is never live
They said, if the lost boy didn’t seeked, so the peace too
They said again, but finally they knew a thing
The peace didn’t come at a lost boy, but it come from our self
So, we thinked.. What the Senior commanded us is for?
 “The Scout Togetherness that can come the peace, not a lost boy”






PRAMUKA

MACAM-MACAM SAKA
            Wana bhakti-wana bhakti raja rimba
            Bahari-bahari raja laut
            Dirgantara jaya di udara
            Bhayangkara di jalan raya
                                                Mati dalam perang
                                                Tak pernah masuk koran
                                                Sakit dalam tenda
                                                Pacar diembat orang
            Susu nona manis
            Manis kayak gula
            Mirip mirip mirip
            Tahu tempe sama saja
                                                Biar kami begini
                                                Biar kami begitu


Senin, 26 Maret 2012


PENGHIJAUAN DI WANA WISATA POSONG KLEDUNG TEMANGGUNG

Kegiatan penanaman 1000 pohon di wana wisata POSONG oleh FOSPLAT (forum siswa siswi peduli lingkungan alam temanggung) yang dilaksanakan pada Hari Minggu tanggal 25 maret 2012 sukses di laksanakan.Kegiatan penanaman tersebut di awali,penyerahan bibit tanaman oleh Asisten Administrasi Setda Kab Temanggung, Drs. Gunarso, MM kepada perwakilan pelajar dalam upacara pemberangkatan di halaman Pendopo pengayomandi Halaman pendopo pengayoman Kab.temanggung dalam upacara pembukaan kegiatan penanaman.Turut hadir Bp.Juni Junaidi Amd (ASPER Perum Perhutani BKPH Temanggung),Ketua IPKINDO DPD Temanggung,.Ir.Y.Susilo Sj,Badan penyuluh Kehutanan Kab. Temanggung Wahyu Hidayat S.Hut,Agus Ramadhan Amd,Nur Sulistyo (pamong Saka Wana Bakti)Supriyadi S.TP,(pembina Pumapala),Bripka,Suryadi(pamong saka Bhayangkara),pembina fosplat Himawan,pengarah Fosplat Khotibul Umam,Heri kuswanto,team peliput dari Pemda Temanggung.
Kegiatan Yang bertema yang bertema “PENGHIJAUAN BERBASIC  EDUKASI “ini cukup Menggenggembirakan Hasilya,Karena mendapat Sambutan Yang Cukup Apresiatif Dari Kalangan Pelajar Sendiri.Terbukti Dari Jumlah peserta Melebihi Kuota yang Telah di sediakan.Lebih dari 350 Pelajar Yang Berasal Dari SMA/SMK/MA se- kabupaten temanggung terlibat Dalam Kegiatan ,kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Dari Gerakan Pramuka Saka Wana bakti Temanggung,Saka Bhayangkara,Pecinta Alam Pumapala(smkn 1 tmg),Perhutani, Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan Kab.Temanggung,Pemda Temanggung,IPKINDO (ikatan penyuluh kehutanan indonesia),Dinas Pendidikan,Dinas Pariwisata,POLRES Temanggung,Kodim 0706,SAR BPBD KAB.TMG,PA JOGO REKSO COMMUNITY,

Untuk teknis pelaksanaan Kegiatan ini Start Dari pendopo pengayoman di Lepas Oleh Staf Pemda (perwakilan bupati),Penyematan Tanda Peserta Oleh Asper Perum Perhutani Dan Penyerahan Bibit pohon secara simbolis Oleh Ketua IPKINDO ,kemudian Di Lanjutkan pemberangkatan ke posong dengan Transportasi kendaraan Truck dari kodim 0706,Polres,Perhutani,Satpol PP,Pic Up dan dua Truck muatan.sampai di posong peserta menanam  sejumlah 1.000 bibit Pohon Suren,Di Lanjut Acara outbound,Makan Siang Materi Edukasi,Sambutan-sambutan,dan DoorPrize.Pelepasan Tanda Peserta Oleh Bp.Asper Perhutani Menandai Penutupan Kegiatan Penanaman ini.Hingga ahir acara berlangsung tanpa kendala yang Berarti.
Terimakasih atas dukungan dari semua pihak yang telah terlibat dalam kegiatan ini. Dengan Menanam pohon kita berinvestasi untuk anak cucu kita, SAVE TEMANGGUNG,SAVE THE WORLD!!!!
Salam Lestari...............
TERIMAKASIH..... partisipasi dari:
SMA N 1 TEMANGGUNG
SMA N 2 TEMANGGUNG
SMA N 3 TEMANGGUNG
SMA N 1 PARAKAN
SMA PGRI 1 TEMANGGUNG
SMA BHAKTI KARYA KALORAN
SMA ISLAM SUDRMAN
SMKN 1 TEMANGGUNG
SMKN 2 TEMANGGUNG
SMKN 1 TEMBARAK
SMK SWADAYA
SMK17 PARAKAN
PA PUMAPALA(STEMBA)
PA PUTUPALA(YP PARAKAN)
SAKA WANA BAKTI TEMANGGUNG
SAKA BHAYANGKARA TEMANGGUNG
UBALOKA TEMANGGUNG
MA AL HUDA








Created by: Khotibul Umam (HUMAS SAKA WANA BAKTI TEMANGGUNG)

Senin, 19 Maret 2012

penyebab kerusakan alam temanggung


· 

RUSAKNYA ALAM TEMANGGUNG
 Berbicara mengenai kerusakan alam temanggung memang sangat disayangkan terutama akibat ulah manusia yang belum sadar akan kemurkaan alam yang dahsyat. Sebenarnya kemurkaan alam sudah timbul dimana secara sepihak-sepihak atau pada tempat tertentu seperti di Aceh terjadi Tsunami dan di Sidoarjo keluarnya lumpur Lapindo tiada henti. Inilah beberapa kemurkaan alam. Mengapa kita tidak sadar akan kemurkaan alam? Padahal kita mengaku melek terhadap pengetahuan , mengaku pintar dan mengapa kita tidak mau mengubah sikap kita.Seperti negara As sudah timbul panas yang menjadi -jadi sehingga sudah beberapa orang tewas.
Dari sekian kerusakkan alam yang terjadi mari kita mencari faktor penyebab kerusakkan alam secara alami.Faktor alami ini adalah bencana alam. Faktor alami juga dapat menyebabkan kepunahan hewan dan tumbuhan sulit dicegah.Musim kemarau yang panjang,banjir ,tanah longsor, angin topan,dan letusan gunung berapi yang memiliki efek yang merusak.

A. Faktor Alami
  1. Banjir Bandang adalah banjir pada daerah di permukaan rendah yang terjadi akibat hujan yang turun terus -menerus dan muncul tiba-tiba. Banjir bandang terjadi akibat penjenuhan air terhadap tanah atau wilayah tersebut berlangsung dengan cepat hingga tidak dapat diserap lagi.Air yang tergenang lalu terkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah
  2. Tanah longsor terjadi pada lahan dengan tingkat kemiringan lereng yang curam. kondisi tanah yang labil dengan vegetasi yang sedikit menyebabakan tanah menjadi mudah longsor.Curah hujan yang tinggi memicu terjadinnya tanah longsor.
  3. Gunung meletus adalah gunung yang mengeluarkan letusan lahar panas ,awan panas,debu panas dan material panas lainnya di sekitar wilayah itu.
B.Faktor Manusia
Faktor bertambahnya populasi penduduk memicu juga kerusakkan alam yang dahsyat. Dimana semua kebutuhan penduduk tergantung pada hasil kekayaan alam. Faktor manusia ini antara lain :
  1. Perburuan hewan yang membabi-buta sehingga terputusnya rantai makanan yang menyebabkan keseimbangan alam menjadi kacau tidak ada ujung pangkalnya.
  2. Kebakaran hutan diakibat dua faktor selain alam dikareanakan oleh kemarau panjang yang memicu kebakaran alam. Kebakaran hutan juga disebabkan ulah manusia yang melakukan aktivitas seperti pembukaan lahan dengan membakar hutan pada akhirnya terjadi polusi udara akibat kabut asap yang ditimbulkan sehingga banyak spesies binatang dan tumbuhan musnah.
  3. Penggundulan hutan ini adalah akibat manusia yang melakukan aktivitas penebangan hutan secara liar tanpa izin atau illegal dengan tanpa melakukan reboisasi kembali pada hutan tersebut.
  4. Penambangan adalah aktivitas manusia dalam menggali material alam yang berharga seperti bahan tambang besi,timah,emas dll. Penambangan secara liar tanpa perlakuan bijak akan memicu kerusakan alam juga.
  5. Limbah industri adalah hasil pengolahan pabrik yang tidak berguna. Limbah ini merupakan pemicu juga dalam kerusakan alam karena limbah itu berupa racun yang akan memusnahkan hewan,tumbuhan dan manusia juga. Dan dipastikan keseimbangan alam juga terganggu.
  6. Radiasi Nuklir adalah peristiwa pencemaran alam akibat meledak dan pecahnya partikel-partikel dari nuklir dari penyimpannya.